PROSES TERBENTUKNYA ATOL
PROSES
TERBENTUKNYA ATOL
Pengertian pulau menurut UN Convention on The Law of The Sea (UNCLOS 1982) Article 121, adalah: massa daratan yang
terbentuk secara alami yang dikelilingi air dan tidak tenggelam pada saat
pasang tertinggi (dalam hal ini, mangrove, batu, gosong tidak termasuk sebagai
kriteria pulau). Sedangkan, pengertian pulau kecil menurut Undang Undang nomor
27 tahun 2007 jo UU no. 1 tahun 2014 tentang perubahan atas UU no. 27 tahun
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil, pulau kecil
adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2000 km2 atau
200.000 Hektar.
Ada perbedaan pengertian pulau (kecil) antara menurut
UNCLOS 1982 dengan pengertian UU no. 27 tahun 2007, perbedaan itu adalah UNCLOS
1982 mensyaratkan bahwa pulau tersebut terbentuk secara alami. Artinya pulau
buatan atau pulau hasil reklamasi tidak dapat dikatagorikan sebagai pulau.
Sedangkan pengertian pulau kecil menurut UU no. 27 tahun 2007, tidak
mensyaratkan bahwa pulau (kecil) harus terbentuk secara alamiah.
Terumbu karang merupakan rumah bagi ribuan
hewan dan tumbuhan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, berbagai jenis hewan
laut mencari makan dan berlindung di ekosistem tersebut. Pada kondisi yang
sangat maksimal, terumbu karang menyediakan ikan-ikan dan molusca hingga
mencapai jumlah sekitar 10 – 30 ton/km2 per tahunnya. Ekosistem ini merupakan
sumber plasma nuftah bagi makhluk hidup baik di masa sekarang maupun di masa
yang akan datang. Selain itu, terumbu karang merupakan laboratorium alam yang
sangat unik untuk berbagai penelitian yang dapat mengungkapkan penemuan yang
sangat berguna bagi kehidupan manusia. Keindahannya dapat menjadi sumber devisa
pariwisata bagi pemerintah setempat, sehingga dapat menambah penghasilan
manusia, terutama bagi masyarakat pesisir.
Secara umum pengetahuan masyarakat tentang terumbu
karang sangat minim sehingga terumbu karang banyak digunakan destruktif
misalnya sebagai pondasi bangunan. Kerusakan terumbu karang juga terjadi karena
aktivitas pelayaran dan penangkapan. Perahu motor yang berlabuh sering melabuh
jangkar di daerah terumbu karang, karena ada musim-musim tertentu yang membuat
para pemilik perahu motor menjadikan areal terumbu karang sebagai pelabuhan
sementara.
Di dunia terdapat dua kelompok karang yaitu karang
hermatifik dan karang ahermatifik. Perbedaannya terletak pada kemampuan karang
hermatifik dalam menghasilkan terumbu. Kemampuan ini disebabkan adanya sel-sel
tumbuhan yang bersimbiosis dalam jaringan karang hermatifik. Sel tumbuhan ini
dinamakan zooxanthellae. Karang hermatifik hanya ditemukan di daerah tropis,
sedangkan karang ahermatifik tersebar di seluruh dunia (Guilcher, 1988). Dengan
kata lain Indonesia yang terletak di daerah tropis memiliki kedua jenis
kelompok ini.
Terumbu karang (coral reefs)merupakan ekosistem laut
tropis yang terdapat di perairan dangkal yang jernih, hangat (lebih dari 22oC),
memiliki kadar CaCO3 (Kalsium Karbonat) tinggi, dan komunitasnya didominasi
berbagai jenis hewan karang keras. Kalsium Karbonat ini berupa endapan masif
yang dihasilkan oleh organisme karang (filum Scnedaria, klas Anthozoa, ordo
Madreporaria Scleractinia), alga berkapur, dan organisme lain yang mengeluarkan
CaCO3 (Guilcher, 1988).
Arah perkembangan terumbu organik dikontrol oleh
keseimbangan ketiga faktor yaitu hidrologis, batimetris, dan biologis. Jika
ketiga faktor seimbang, terumbu berkembang secara radial dan akan terbentuk
terumbu paparan dan apabila pertumbuhan ini berlanjut akan terbentuk terumbu
pelataran bergoba. Namun jika perkembangan radial dibatasi oleh kondisi
batimetri akan terbentuk terumbu paparan lonjong. Terumbu yang terakhir ini
tidak membentuk lagun yang benar dan depresi menyudut merupakan penyebaran
pasir. Sedangkan terumbu paparan dinding terbentuk pada kondisi batimetris dan
hidrologis tidak simetris, di mana perkembangan terumbu terbatas pada satu atau
dua arah. Kondisi ini akan menghasilkan perkembangan terumbu secara linier, dan
membentuk terumbu dinding berupa terumbu dinding tanduk dan terumbu dinding
garpu. Terbentuknya terumbu dinding garpu ini menunjukkan adanya arus pasang
surut yang kuat. (Zuidam, 1985).
Terumbu karang
dapat berkembang dan membentuk suatu pulau kecil. Dari lima jenis pulau yaitu
Pulau Benua (Continental Islands), Pulau Vulkanik (Volcanic Islands), Pulau
Daratan Rendah (Low Islands) , Pulau Karang Timbul (Raised Coral Islands), dan
Pulau Atol (Atolls), dua yang terakhir terbentuk dari terumbu karang. Di sisi
lain, dari sepuluh jenis bentuklahan (Zuidam, 1985, dan F-G UGM & Bakosurtanal,
2000), terumbu karang adalah salah satunya. Bentuklahan (landforms) ini adalah
bentuklahan organik yaitu berupa binatang. Bentuk lain yang berhubungan dengan
terumbu karang adalah bentuklahan karst, yaitu terbentuk melalui proses
karstifikasi pada batuan kalsium karbonat. Namun bentuklahan karst ini
terbentuk secara alami melalui proses eksogenik dan endogenik dan berlangsung
pada skala besar (Thornbury, 1954). Sedangkan terumbu karang terbentuk secara
organik dan relatif perlahan sehingga lebih dimungkinkan adanya campur tangan
manusia dalam pertumbuhannya. Hasil identifikasi bentuklahan mencerminkan
karakteristik fisik lahan dan untuk mendapatkannya dengan melalui analisis
geomorfologis. Geomorfologi adalah studi yang mendeskripsi bentuklahan dan
proses-proses yang menghasilkan bentuklahan serta menyelidiki hubungan
timbal-balik antara bentuklahan dan proses-proses tersebut dalam susunan
keruangan (Zuidam, 1985).
Pulau Karang
Timbul adalah pulau yang terbentuk oleh terumbu karang yang terangkat ke atas permukaan
laut karena adanya gerakan ke atas (uplift) dan gerakan ke bawah (subsidence)
dari dasar laut karena proses geologi. Pada saat dasar laut berada di dekat
permukaan laut (kurang dari 40 m), terumbu karang mempunyai kesempatan untuk
tumbuh dan berkembang di dasar laut yang naik tersebut. Setelah berada di atas
permukaan laut, terumbu karang akan mati dan menyisakan rumahnya dan membentuk
pulau karang. Jika proses ini berlangsung terus, maka akan terbentuk pulau
karang timbul. Pada umumnya, karang yang timbul ke permukaan laut berbentuk
teras-teras seperti sawah di pegunungan. Proses ini dapat terjadi pada
pulau-pulau vulkanik maupun non-vulkanik. Pulau Atol, adalah pulau (pulau
karang) yang berbentuk cincin. Pada umumnya pulau atol ini adalah pulau vulkanik
yang ditumbuhi oleh terumbu karang membentuk terumbu pinggiran (fringing reef),
kemudian berubah menjadi terumbu penghalang (barrier reef), dan akhirnya
berubah menjadi pulau atol. Proses pembentukan tersebut disebabkan oleh adanya
gerakan ke bawah (subsidence) dari pulau vulkanik semula, dan oleh pertumbuhan
vertikal dari terumbu karang (Stoddart, 1975, dalam Retraubun, 2002).
Genesa
Atol
Definisi pulau-pulau kecil adalah pulau dengan luas
kurang dari 2000 km2 atau pulau yang memiliki lebar kurang dari 10 km (IHP
UNESCO, 1993). Jika data karakteristik terumbu karang tersedia dan kebijakan
pengelolaan dicanangkan, maka luas terumbu karang yang 20.000km2 dapat memberi
manfaat bagi masyarakat nelayan di sekitarnya. Selain itu dimungkinkan terumbu karang
akan menjadi pulau kecil. Sedangkan pulau didefinisikan sebagai: an island is a
naturally formed area of land surrounded by water, whiich is above water at
high tide. Pulau
adalah suatu wilayah
daratan yang terbentuk secara alamiah, dikelilingi oleh air dan selalu ada di
atas air pada saat air pasang (UNCLOS, 1982).
Terumbu cincin ini termasuk tipe
terumbu samodra. Terumbu ini tumbuh pada pulau vulkanik (pada bentuklahan
permukaan planasi) berawal sebagai terumbu pinggiran kemudian berubah menjadi terumbu
penghalang dan akhirnya berubah menjadi pulau atol. Lagun dan pulau ini
berbentuk memanjang disebabkan oleh adanya kontrol batimetris. Dari bentuk dan
tipe ini maka terumbu karang ini dapat disebut sebagai Pulau Atol.
Atol
merupakan sebuah cincin terumbu karang, pulau atau serangkaian pulau yang ada
di laut. Atol mengelilingi sebuah badan air yang disebut laguna. Kadang-kadang
atol dan laguna melindungi pulau utamanya. Saluran diantara pulau menghubungkan
laguna menuju laut atau samudera. Lalu bagaimana genesa atau pembentukkan atol
itu sendiri?.
Atol
berkembang dari sebuah gunung api bawah laut atau seamount. Pertama
gunung tersebut mengalami erupsi, mengendapkan lava di lantai samudera. Seiring
bertambahnya erupsi maka endapan lava semakin meninggi dan mencapai permukaan
air laut. Bagian yang keluar dari permukaan air laut menjadi pulau di tengah
samudera.
Terbentuknya
atol sehingga menjadi sebuah cincin raksasa yang menyelimuti laguna pastinya
melewati berbagai proses yang bisa dikatakan panjang dan membutuhkan waktu yang
cukup lama hingga menjadi bentuk atol sempurna. Jadi, berikut ini merupakan
beberapa point terbentuknya atol:
- Terumbu karang berada di sekitar pulau vulkanik
Terjadinya atol dimulai ketika ada
terumbu karang yang berada di sekitar pulau vulkanik, baik jumlahnya sedikit
maupun bargerombol cukup banyak. Biasanya terumbu karang berada di sekirat
pulau vulkanik yang tidak beraktivitas lagi (gunung apinya).
- Terumbu karang tumbuh berkembang dan melingkari wilayah pulau vulkanik
Seperti
yang kita ketahui bahwasanya terumbu karang merupakan sebuah makhluk hidup.
Maka hal ini menandakan bahwa terumbu karang juga dapat tumbuh dan berkembang.
karena berada di sekeliling pulau vulkanik maka bentuk perkembangan dari
terumbu karang ini biasanya adalah melingkar karena mengikuti bentuk dari pulau
vulkanik tersebut yang rata- rata bentuknya adalah melingkar.
- Pulau vulkanik menjadi tererosi dan lama-kelamaan menjadi sebuah laguna
Seiring
dengan berjalannya waktu, pulau vulkanik yang sudah tidak aktif tersebut
mengalami erosi karena berbagai faktor, salah satunya juga karena keberadaan
terumbu karang yang ada di sekelilingnya. Sehingga gunung vulkanik lama- lama
akan rendah dan bisa membentuk sebuah laguna yang menyerupai pulau datar atau
bahkan cekungan yang membulat.
Pada tahap akhir pembentukkan atol gelombang laut memecah
potongan karang batu kapur menjadi butirna pasir yang halus. Pasir dan bahan
lainnya disimpan oleh gelombang atau angin hingga menumpuk di atas karang.
Bahan-bahan ini seperti bibit tanaman, membentuk pulau cincin atau atol.
Karang
hermatypic hanya hidup di perairan hangat seperti di daerah Pasifik
bagian tengah. Naturalis terkenal yang pertama kali menjelaskan pembentukkan
atol adalah Charles Darwin. Ada banyak atol indah di dunia diantaranya Atol
Takabonerete di Sulawesi Selatan, Atol Funafuti di Tuvalu, Atol Tikehau di
Pasifik, Atol Light house di Belize dan Atola Suvadiva di Maladewa.
Komentar
Posting Komentar